Memadukan
unsur-unsur grafis untuk menghasilkan media komunikasi visual yang komunikatif
merupakan seni tersendiri. Pengorganisasian dan penataan unsur-unsur yang akan
disertakan harus memenuhi kriteria tertentu sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai.
Dalam
dunia grafis dikenal istilah lay out, yaitu sebuah sketsa rancangan awal untuk
menggambarkan organisasi unsur-unsur komunikasi grafis yang akan disertakan.
Usaha
untuk menyusun, menata dan memadukan unsur-unsur komunikasi grafis menjadi
media komunikasi visual yang komunikatif, estetik, persuasif menarik perhatian
dan mendukung pencapaian tujuan secara cepat dan tepat dikenal dengan istilah
tata letak.
Jenis
tata letak yang umum digunakan adalah vertical, horizontal dan diagonal. Namun
format vertical dan horizontal terkadang masih menyisakan banyak ruang kosong.
Berikut
ini contoh berbagai format tata letak dan karakteristiknya
1)
Format / : Menghasilkan ruang kosong terlalu banyak, kesannya sepi dan banyak
informasi tidak termuat
2)
Format L : Cukup dinamis, sirkulasi ruang gerak cukup dan memiliki kesan
pandangan terarah
3)
Format Z : Cukup dinamis, sirkulasi ruang gerak cukup, kesan pandangan sudah
diarahkan
4)
Format C : Menghasilkan keseimbangan dinamis dengan konsep pandangan terarah
5)
Format 7 : Menghasilkan sirkulasi ruang gerak cukup dengan kesan pandangan
terarah
6)
Format X : Menghasilkan efek padat, sempit, sirkulasi ruang gerak dan pandangan
tidak terfokus
Untuk
meletakkan unsur gambar dan teks dapat dilakukan dengan susunan vertical,
horizontal, diagonal maupun bersinggungan. Hal ini hanya merupakan pola dasar
dan desainer harus selalu mengembangkan berbagai pola peletakan sesuai dengan
misinya.
Hal
utama yang harus dipertimbangkan dalam membuat desain adalah menyangkut bentuk,
ukuran dan proporsi. Langkah-langkah dasar yang dapat dipergunakan sebagai
panduan adalah sebagai berikut :
1.
Menentukan bentuk (shape). Bentuk yang
sering dipergunakan adalah sebagai berikut
2.
Menentukan peletakan
3.
Menentukan proporsi
4.
Menentukan lay out
5.
Memasukkan bentuk (shape) yang telah
dipilih
6.
Membuat proporsi yang paling baik
7.
Menambahkan ruang-ruang untuk naskah
8.
Membuat bentuk-bentuk alternatif
9.
Menentukan posisi teks yang akan
menjadi kepala (judul)
10.
Mengubah ukuran judul
11.
Melengkapi judul dengan garis-garis
naskah
12.
Memasukkan bentuk (shape)
13.
Melakukan variasi antara bentuk, garis
naskah dan judul
14.
Menentukan jenis huruf judul baru,
jenis huruf naskah. Melakukan eksperimen dengan mengubah jenis huruf naskah
maupun judul. Perhatikan pula panduan penggunaan jenis huruf antara judul,
subjudul dan naskah.
15.
Bereksperimen dengan jenis-jenis huruf
untuk desain, misalnya jenis huruf dekoratif
16.
Menambahkan warna pada judul diikuti
warna pada teks. Lakukanlah kombinasi warna antara judul dengan teks. Perlu
pengetahuan tentang psikologi warna dan pengaruhnya pada karateristik sasaran.
17.
Masukkan ilustrasi dan pastikan
kesesuaiannya dengan huruf, baik judul maupun naskah
18.
Masukkan ilustrasi, baik foto maupun
hand drawing, sesuaikan dengan jenis huruf, baik judul maupun naskah.
Kesimpulan
:
Lay
out yaitu sebuah sketsa rancangan awal untuk menggambarkan organisasi
unsur-unsur komunikasi grafis yang akan disertakan.
Usaha
untuk menyusun, menata dan memadukan unsur-unsur komunikasi grafis menjadi
media komunikasi visual yang komunikatif, estetik, persuasif menarik perhatian
dan mendukung pencapaian tujuan secara cepat dan tepat dikenal dengan istilah
tata letak. Jenis tata letak yang umum digunakan adalah vertikal, horisontal
dan diagonal.