Warna
merupakan unsur seni rupa, sehingga komposisi warna harus tunduk pada
prinsip-prinsip dasar seni rupa, yaitu keselarasan, kesatuan, dominasi,
keseimbangan dan proporsi
1)
Keselarasan warna
Untuk
memperoleh keselarasan warna, cara yang paling mudah adalah menggunakan
interval tangga warna yang tertera pada lingkaran warna. Dalam lingkaran warna
terdapat enam warna standard an enam warna
intermediate.
Interval tangga warna berupa warna-warna pada setengah lingkaran warna, yang
terdiri dari tujuh tingkatan warna yang sering disebut juga gradasi warna K KH
H BH B BU U K KJ J MJ M MU U
Dengan
berpedoman pada interval tangga warna tersebut, dapat dihasilkan susunan warna
sebagai berikut
a)
Susunan warna dengan satu interval
tangga (satu warna). Misalnya warna kuning saja, ini disebut laras monoton atau
laras tunggal. Hasilnya adalah susunan warna yang monoton, statis, berkesan
tenang, resmi namun membosankan
b)
Susunan warna dengan dua atau tiga
interval tangga berdekatan (warna-warna transisi atau analogus), disebut laras
harmonis. Hasilnya adalah susunan warna yang harmonis, selaras, ada dinamika
dan enak dilihat. Kombinasi warna-warna yang harmonis terlihat lembut karena
satu warna dengan warna lain yang dipadukan memiliki perubahan warna yang
lembut
c)
Susunan warna dengan interval tangga
saling berjauhan, disebut laras kontras. Hasilnya adalah susunan warna yang
kontras, kuat, tajam, dinamis, bergejolak. Kombinasi warna kontras cepat
terlihat, tetapi cepat pula ditinggalkan.
Adapun
jenis-jenis warna kontras tersebut antara lain :
o
Kontras komplementer (kontras dua warna)
Dua
warna yang saling berhadapan dalam lingkaran warna disebut komplementer. Dua
warna ini adalah warna-warna yang paling kontras, karena memiliki jarak paling
jauhdalam lingkaran warna sehingga merupakan warna yang bertentangan. Berikut
ini adalah pasangan warna komplementer yang diurutkan berdasar kekontrasannya :
-
Kuning – ungu
-
Kuning jingga – biru ungu
-
Kuning hijau – merah ungu
-
Jingga – biru
-
Hijau – merah
-
Merah jingga – biru hijau
o
Kontras split komplemen (kontras dua warna komplemen bias) Split/bias komplemen
yaitu warna-warna yang berseberangan pada lingkaran warna, tetapi menyimpang ke
kiri atau ke kanan. Misalnya warna-warna komplemen bias kuning dapat berupa
biru ungu, merah ungu, tetapi dapat pula dengan biru dan merah
o
Kontras triad komplemen ( kontras segitiga/kontras tiga warna) Semua bentuk
segitiga sama sisi yang dapat dibuat dalam lingkaran warna, misalnya merah –
biru – kuning atau jingga – hijau – ungu adalah jenis kontras tiga warna.
o
Kontras tetrad komplemen (kontras dobel komplemen/kontras empat warna)
Semua
bentuk segiempat sama sisi yang dapat dibuat pada lingkaran warna merupakan
kontras empat warna, misalnya merah – kuning jingga – hijau – biru ungu.
Warna-warna
kontras sesungguhnya kurang laras atau dapat dikatakan kurang harmonis. Maka
dalam menyusun warna kontras diperlukan metode untuk menyelaraskan agar tampak
harmonis. Terdapat dua kemungkinan penyelarasan kontras, yaitu memberi jembatan
yang menghubungkan dua warna kontras tersebut dengan gradasi hue. Misalnya
kontras kuning dengan biru dapat dijembatani dengan kuning hijau, hijau atau
biru hijau