Karya
seni rupa terapan adalah karya seni yang dirancang dengan tujuan fungsional,
yaitu untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis (kerajinan tangan, rumah,
mobil, perabot rumah tangga).
Seni
rupa terapan pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu seni kriya
(seni kerajinan) dan desain (rancangan).
Seni
kriya atau kerajinan tangan banyak sekali terdapat di wilayah nusantara.
Masing-masing daerah mempunyai ciri khas sendiri-sendiri. Seni kriya di wilayah nusantara pada umumnya
masih sangat sederhana baik bentuk maupun teknik pengerjaannya. Perkembangan
selanjutnya seni kriya di nusantara perlahan mulai dapat pengaruh dari budaya
lain.
Hal
ini disebabkan karena wilayah nusantara merupakan tempat persinggahan bangsa
lain. Pengaruh dari luar mempengaruhi bentuk, corak, ataupun gagasan dalam
berkreasi seni rupa terapan atau kerajinan.
Karya
seni rupa terapan mengutamakan faktor kegunaan dan juga faktor estetikanya.
Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan kedua faktor tersebut diperlukan
rancangan, teknik dan perhitungan yang akurat didalam memilih bahan, bentuk
(desain), ukuran, fungsi dan daya tahannya.
Seni
kriya (seni kerajinan) merupakan salah satu bagian dari seni rupa terapan. Seni
kriya adalah hasil pekerjaan tangan yang dilakukan oleh orang yang terampil dan
berkemampuan. Pada umumnya seni kriya
dibuat sebagai barang produksi atau seni industri.
Dalam
mencipta karya seni rupa terapan , seorang seniman tidak lepas hubungannya
dengan masyarakat. Dalam pembuatan seni kriya (seni kerajinan) mengutamakan
keterampilan dan kecekatan. Ide atau gagasan menciptakan karya seni rupa
terapan di samping untuk kepuasan diri sendiri juga untuk kebutuhan masyarakat.
Merancang
sebuah karya seni rupa terapan tumbuh dari adanya gagasan atau ide, dan
imajinasi. Gagasan yang baik dan diwujudkan dalam wujud rupa akan menjadi
sebuah karya yang ideal. Gagasan atau ide seniman di dalam membuat suatu karya
tidak terlepas dari hubungannya dengan alam, karya seni dan masyarakat.