Sebelum
kita membuat karya tiga dimensi terlebih dahulu kita harus membuat rancangan
atau desain.
Orang
yang membuat rancangan atau desain disebut dengan desainer.
Membuat
desain atau membuat gambar rancangan sangat penting untuk menentukan bentuk
awal karya seni tiga dimensi yang akan kita buat. Di dalam merancang benda
pakai kita harus memperhatikan : kegunaan/fungsi, kenyamanan, keamanan, dan
keindahan.
Pembuatan
desain motif batik Yogyakarta, pada dasarnya sama dengan pembuatan desain motif
batik daerah lain. Pembuatan batik di daerah Yogyakarta dikerjakan dengan teknik
batik tulis halus dengan teknik pewarnaan soga.
Pembuatan
desain motif yang perlu diperhatikan adalah pembuatan motif pokok, membuat
isen-isen pada motif pokok, dan memberi motif tambahan untuk menyeleraskan
motif batik tersebut.
a. Membuat Desain Motif
Pokok
Motif
pokok pada desain motif batik biasanya akan menjadi nama motif tersebut.
Nama-nama motif batik di daerah Yogyakarta seperti parang rusak, garuda ageng,
kawung, sembagen huk, sidomukti, sidodadi, madubranta, camukiran, dan udan
liris. Disebut motif pokok karena motif tersebut menjadi motif inti dari
keseluruhan pola pada batik.
Motif
batik sidomukti
Kegunaan :
digunakan untuk upacara perkawinan dipakai oleh sepasang pengantin.
Unsur motif :
gurda
Filosofi :
diharapkan selalu dalam kecukupan dan kebahagiaan
Zat warna :
soga alam
Sido
berarti terus menerus atau menjadi dan mukti berarti hidup dalam kecukupan dan
kebahagiaan. Dengan demikian motif ini melambangkan harapan akan masa depan
yang baik, penuh kebahagiaan untuk kedua mempelai.
Motif
batik parang rusak
Kegunaan :
sebagai kain panjang
Unsur motif :
parang, mlinjon
Filosofi :
parang menggambarkan senjata, kekuasaan. Ksatria yang menggunakan diharapkan
kekuatannya berlipat ganda.
Zat warna :
soga alam
b. Membuat Motif Isen
Motif
isen berfungsi untuk melengkapi (mengisi) motif pokok. Motif isen biasanya
berbentuk garis-garis. Motif isen berfungsi memberi isi motif pokok maka motif
ini berupa garis-garis kecil di dalam motif pokok. Motif isen ada beragam dan
bervariasi, motif ini digunakan agar motif batik kelihatan lebih bagus. Motif
isen tersebut seperti cecek, cecek pitu, sisik melik, cecek sawut, cecek sawut
daun, herangan, sisik, sawut, galaran, rambutan, sirapan, dan cacah gori.
c. Membuat Motif
Tambahan
Motif
tambahan merupakan motif di luar motif pokok yang mengisi keseluruhan bidang
batik. Motif tambahan atau pengisi bidang ini bentuknya lebih kecil dari motif
pokok. Fungsi dari motif tambahan ini untuk menghias bidang pada kain yang
masih kosong di luar motif pokok.
d. Langkah-langkah
Pembuatan Desain Motif Batik
Langkah
1
Langkah
pertama dalam pembuatan motif batik adalah menentukan dulu motif pokok yang
akan dibuat. Motif pokok harus dapat mewakili dari keseluruhan batik. Motif ini
menjadi bentuk yang menjadi pusat perhatian.
Langkah
2
Pembuatan
motif pokok selesai, langkah selanjutnya memberi isen-isen pada motif pokok.
Isen-isen ini untuk memperindah bentuk motif pokok. Pada awalnya motif pokok
baru berupa gambar kosong atau baru berupa klowongan yang belum ada isennya.
Motif pokok yang sudah diberi isen disebut rengrengan.
Langkah
3
Langkah
selanjutnya apabila desain motif pokok sudah diberi isen (rengrengan) adalah
memberi motif tambahan. Motif tambahan ini untuk mengisi bidang di luar motif
pokok. Motif tambahan juga bermacam-macam sesuai dengan selera pembatik.
Seperti diberi isen papahan, kembang krokot, gabah sinawur, dan tritisan.