Untuk membuat
produk kerajinan, diperlukan perencanaan yang matang, misalnya produk kerajinan
pakaian.
Dalam perancangan produk kerajinan pakaian, diperlukan berbagai
interaksi ilmu pengetahuan, misalnya pengetahuan tentang kebiasaan
masyarakat (antropologi dan sejarah), ukuran badan(antropometri), ukuran
pakaian (standardisasi), bentuk dan perhiasan (pendidikan moral: etika, gaya
hidup), pengetahuan bahan (fisik), teknik pembuatan (rekayasa), perhitungan
biaya produksi (akuntansi), promosi (publikasi), pemasaran (marketing), kemasan
(desain), dan ilmu yang lainnya.
Perencanaan produk
kerajinan umumnya lebih menitikberatkan pada nilai-nilai estetika, keunikan
(craftmanship), keterampilan, dan efisiensi. Sementara dalam pemenuhan
fungsinya, lebih menekankan pada pemenuhan fungsi pakai yang lebih bersifat
fisik (fisiologis), misalnya: benda-benda pakai, perhiasan, furnitur, dan
sandang.
Sistem produksi
merupakan sistem integral yang mempunyaikomponen struktural dan fungsional.
Komponen strukturalyang membentuk sistem produksi terdiri atas: bahan
(material), mesin dan peralatan, tenaga kerja modal, energi, informasi, tanah
dan lain-lain. Komponen fungsional terdiri atas supervisi, perencanaan,
pengendalian, koordinasi dan kepemimpinan, yang kesemuanya berkaitan dengan
manajemen dan organisasi.
Suatu sistem
produksi selalu berada dalam lingkungan sehingga aspek-aspek lingkungan seperti
perkembangan teknologi, sosial dan ekonomi, serta kebijakan pemerintah sangat
memengaruhi keberadaan sistem produksi itu.